Senin, 25 Agustus 2014

SUSPENSI PARACETAMOL 250 mg / 5 cc

SUSPENSI
PARACETAMOL 250 mg / 5 cc

I.Latar Belakang
A.Penggunaan Sediaan
                Sedaiaan Paracetamol yang akan dibuat adalah suspensi peroral, Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang  terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17)
                Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus , tidak boleh cepat mengendap dan bila digojog perlahan – lahan endapan harus segera terdispersi kembali, dapat ditambah zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense tetapi kekentalan suspense harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang. ( IMO, hal 149 )
B.Efek Farmakologi Paracetamol
                Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope 2009, hal 4548) hakekatnya Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP edisi VI, hal 314 )
C. Dosis Obat
                Dosis Paracetamol untuk nyeri dan demam peroral 2-3 dd 0,5-1 gram,maks 4 gram/hari pada penggunaan kronis maks 2,5 gram/hari. Anak – anak 4-6 dd 10 mg/kg yakni rata rata usia 3 – 12 bulan 60 mg, 1 – 4 tahun 120-180 mg, 4 - 6 tahun 180 mg, 7 – 12 tahun  240 – 360 mg, 4 – 6 kali sehari. ( OOP edisi VI, hal 318 )

II. Permasalahan Farmasetika
A.      Preformulasi Zat Aktif
Paracetamol  RM ( C8H8NO2 ) BJ ( 151,2 ) British Farmakope 2009, hal 4548
Struktur Kimia
Nama Kimia
N – 4 – ( Hidroksifenil ) asetaminida
Nama Lain
Acetaminofen
Pemerian
Putih atau hampir putih, Kristal bubuk
Kelarutan
Sedikit larut dalam air, bebas larut dalam alcohol, sangat sedikit larut dalam metilen klorida
Titik Lebur
168  ͦC – 172  ͦ C
Penyimpanan
Terlindung dari cahaya
Kegunaan
Analgetik, antipiretik

B.      Permasalahan farmaseutik
Dari data preformulasi diatas, didapat penyelesaian maslah zat aktif sebagai berikut :
1.       Sediaan dibuat suspensi karna sedikit larut pada air , larut dalam alcohol akan tetapi uutuk pemakaian lebih diterima oleh masyarakat maka menghidari dari pelarut alcohol.
2.       Sediaan dibuat suspensi oleh karna itu penambahan suspending agent.
3.       Zat aktif apabila digerus maka akan menjadi serbuk ringan atau hidroafabilitas maka pada pembuatan ditambah pembasah.
4.       Sediaan dibuat suspensi dan ditujukan untuk anak anak maka sediaan ditambah pemanis, perasa dan pearoma.
5.       Adapun penambahan aquadest sebagai pelarut maka harus ditambahkan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
6.       Penyimpanan pada wadah coklat tetutup baik.

III. Penyelesaian Masalah
A.      Preformulasi Eksipiean
PGA ( GOM ARAB ) RM (C6H12O6)n BJ ( ˜220.000) HOPE hal, 298 British farmakope 2009, hal 2869
Pemeriaan
Bubuk putih  kekuningan, rasa hambar, berbau hamper tidak berbau
Kelarutan
Larut dalam air dingin dan air panas, praktis tidak larut dalam pelarut organik
PH
5,5 – 7,5
PH stabil
4,0 – 10,5 tetapi pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas terdisperi
Kontaminasi Mikroba
410
Penyimpanan
Wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering
Kegunaan
Suspending agent
Inkompatibilitas
Guar gum kompatibel dengan hidrokoloid tanaman yang paling lainnya seperti
sebagai tragacanth. Hal ini sesuai dengan aseton, etanol (95%), tanin, asam kuat, dan basa. Borate ion, jika ada di pendispersi air, akan mencegah hidrasi guar gum. Namun, penambahan ion borat untuk guar gum terhidrasi menghasilkan kohesif gel struktural dan hidrasi lebih lanjut kemudian dicegah. Gel terbentuk dapat dicairkan dengan mengurangi pH di bawah 7, atau dengan pemanasan. Guar gum dapat mengurangi penyerapan penisilin V dari
beberapa formulasi dengan seperempat.

Glycerol  RM (C3H8O3) BM ( 92,09) HOPE 6th, p : 301-303
Pemerian
Higroskopis jelas, tidak berwarna, tidak berbau kental, cairan, tetapi memiliki rasa manis kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa.
Struktur Kimia
Kelarutan
Kelarutan gliserin di aseton cukup larut, dalambenzene dan kloroform praktis tidak larut, dalam etanol (95%) larut, dalam methanol larut, dalam minyak praktis tidak larut  dan dalam air larut.
TD dan TB
Titik didih = 2908° C(dengan dekomposisi)
Titik beku = 17,88°C
Stabilitas

Gliserin adalah higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana dibawah kondisI penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan. Campuran  dari  gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah sedangkan Kristal tidak meleleh untuk 208° C
Inkompatibilitas
Dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperti trioksida kromium, kalium permanganat.
Kegunaan
Co Solvent dan Anti cap locking agent
·           Sirupus Simpleks RM ( C12H22O11)BM ( 342.30) HOPE 6th, p 703 – 706
Pemerian
Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta vulgaris Linne.  Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis
Struktur Kimia
Kelarutan
Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform
Suhu Lebur
Titik Leleh : 160-1860C
Densitas : 1,6 g/cm3
Stabilitas

Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan mikroba
Inkompatibilitas
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut gula. Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium
Kegunaan
Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat viskositas
Penyimpanan
Wadah tertutup baik

Natrium Benzoat RM (C7H5NaO2) BM(144,11) FI  IV ; 5 HOPE ; 662-663
Pemerian
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
Struktur Kimia
Kelarutan
1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1 bagian dalam 1,4 bagian air panas
Data fisik
pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada suhu
25°C), tidak aktIf  dibawahpH 5
Stabilitas
Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi
Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan bahan-bahan kuartener garam besi, garam kalsium logam berat, aktivitas menurun karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik
Sifat khusus
Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat mengiritasi lambung
Kegunaan
Pengawet
Koefisien pasrtisi
Minyak sayur:Air  = 3-6
Penyimpanan
Wadah tertutup di tempat dingin dan kering

                Aquadest RM (H2O) BM (18,02)  HOPE hal 802
Pemerian
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Rumus Kimia
H2O
Kelarutan
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
TD dan TB
Titik beku : 0 ͦ C
Titik didih : 100  ͦ C
Densitas : 1,00 g/cm3
Konstanta dielektrik
78,54
Deskripsi
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperolah dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukaran ion,osmosis balik,atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memiliki persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI IV,112 )
Stabilitas
Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)
Inkompatibilitas
air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
Penyimpanan
Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kontaminasi
Kegunaan
pelarut


B.Penyelesaian Masalah
                Dari data preformulasi diatas,didapatkan penyelesaian masalah farmasetika zat aktif, diantaranya :
1.       PGA sebagai suspending agent agar sediaan berbentuk suspense.
2.       Untuk memberi rasa pada paracetamol maka ditambahkan pemanis berupa syrupus simplek.
3.       Natrium benzoate dipakai sebagai pengawet anti mikroba.
4.       Zat aktif bersifat hidrofobilitas maka ditambah glycerin sebagai pembasah.
5.       Pasta Setroberry sebagai peraroma dan pewarna.
6.       Sediaan dikemas dalam wadah atau botol coklat tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.
IV.Kesimpulan Formulasi                                                                            
Formulasi fenobarbital elixir yang diusulkan adalah ;
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1
Paracetamol
5 %
Zat aktif
2
PGA
       5  %
Suspending Agent
3
Glycerol
5  %
Pembasah
4
Sirupus Simpleks
25 %
Pemanis dan pengental (HOPE 6th, p 703 – 706)
5
Natrium Benzoat
1 %
Pengawet
6
Pasta Stroberry
q.s
Pewarna dan Aroma
7
Aquadest
Ad 200 ml
Pelarut/ pembawa
     I.               PENIMBANGAN BAHAN
Jumlah sediaan yang dibuat  200 mL
No
Bahan
Jumlah
1
Paracetamol
10 gram
2
PGA
10 gram
3
Glycerol
10 gram
4
Sirupus Simpleks
50 gram
6
Natrium Benzoat
0,2 gram
7
Pasta stroberry
q.s
8
Aquadest
Ad 200 mL
Untuk pembuatan sirupus simpleks
Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL
No.
Bahan
Jumlah
1.
Saccarum Album
65 gram
2.
Aquades
Ad 100 gram

VI.Prosedur Pembuatan
I.                    Pembuatan Syr.simplek
1.       Timbang saccarum album 65 gram diatas cawan petri, masukkan dalam beker glass
2.       Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai larut lalu filtrasi
II.                  Kalibrasi Botol
1.       Masukkan air kran sebanyak 61,8 ml pada gelas ukur, dan tuangkan pada botol coklat 100 ml
2.       Tandai batas kalibrasi, air kran pada botol keluarkan, bilas botol lalu keringkan maka siap untuk digunakan
III.                Pembuatan Suspending Agent
1.       Timbang 10 gram PGA gerus halus
2.       Timbang Air panas 1,5 ml dari berat PGA maka 5 ml air panas lalu masukkan dalam mortar sedikit demi sedikit gerus halus homogeny sampai terbentuk mucilago (Campuran I)
IV.                Pembuatan Suspensi Paracetamol
1.       Timbang 10,1 gram paracetamol, ayak dengan pengayak no 30 mesh lalu timbang kembali sebanyak 10 gram,masukkan dalam mortar gerus halus
2.       Timbang 10 garam glycerin masukkan dalam mortir gerus halus, bilas gelas ukur dengan aquadest 2ml sebanyak 3x masukkan dalam mortir gerus halus homogen
3.       Timbang Na.Benzoat 200 mg dan larutkan dalam 5 ml aquadest,masukkan dalam beker glass aduk sampai homogen encerkan dan bilas dengan dengan aquadest  2 ml diulang sebanyak 3x
4.       Timbang 50 gram syr.simplek masukkan dalam beker glass aduk  sampai homogen encerkan dan bilas dengan dengan aquadest  2 ml diulang sebanyak 3x (Campuran II)
5.       Masukkan Campuran II sedikit demi sedikit kedalam Campuran I gerus halus homogen, Bilas mortir Campuran II dengan aquadest 2ml sebanyak 3x gerus halus homogen, masukkan dalam erlenmeyer
6.       Tambahkan secukupnya pasta Strowberry 3-5 gtt aduk sampai homogen
7.       Masukkan aquadest ad 200 ml aduk sampai homogeny
8.       Masukkan sediaan suspensi dalam botol yang telah dikalibrasi 61,8 ml lalu tutup rapat ,kemas beri etiket
9.       Sisa sediaan dalam beker glass tutup, kemas dan beri etiket
VII. Hasil percobaan
  1. Kekentalan sediaan dengan PGA 5% cukup baik .
  2. Sediaan berbusa karna efek pemakian PGA sebagai suspending agent.
  3. Aroma sediaan kurang sempurna apabila ditambah maka warna sediaan akan mencolok.
VIII. Analisis Titik Kritis Pembuatan Sediaan
  1. Sebelum pencampuran ,proses pembasahan pada zat aktif harus sempurna.
  2. Proses pelarutan masing masing zat harus sempurna , tidak boleh ada yang tidak larut.
  3. Pembuatan suspending agent harus sempurna, homogeny tidak ada partikel yang masih seperti granul dan harus sampai terbuat mucilago.
  4. Volume zat dan pelarut yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh berlebihan, karena volume yang diperhitungkan sudah mendekati volume sediaan akhir.
IX. Evaluasi Sediaan
  1. Penentuan Organoleptis
a.       Warna larutan diamati baik,tidak berubah warna dan warna tidak terlalu tua ataupun muda
b.      Keberadaan partikel dalam larutan diamati baik,tidak ada partikel yang tidak larut
c.       Bau larutan yang dicium kurang menyerupai strawberry masih agak samar
d.      Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi dengan aroma dan pemanis yang cukup baik



X. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.  Farmakope Indonesia edisi IV,dan III Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press.

Howard C Ansel  Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar