SUSPENSI
PARACETAMOL 250 mg / 5 cc
I.Latar Belakang
A.Penggunaan Sediaan
Sedaiaan
Paracetamol yang akan dibuat adalah suspensi peroral, Suspensi adalah sediaan
cair yang mengandung partikel tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17)
Suspensi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus ,
tidak boleh cepat mengendap dan bila digojog perlahan – lahan endapan harus
segera terdispersi kembali, dapat ditambah zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspense tetapi kekentalan suspense harus menjamin sediaan mudah
digojog dan dituang. ( IMO, hal 149 )
B.Efek Farmakologi
Paracetamol
Paracetamol
digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope 2009, hal 4548)
hakekatnya Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan,
kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti radang, oleh karena itu
tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga pada demam ( Infeksi
virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema dan encok, obat ini
banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang menyebabkan beraneka
ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema atau encok ), perut,
nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau kecelakaan (trauma), Untuk
kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri yang lebih berat seperti
pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP edisi VI, hal 314 )
C. Dosis Obat
Dosis
Paracetamol untuk nyeri dan demam peroral 2-3 dd 0,5-1 gram,maks 4 gram/hari
pada penggunaan kronis maks 2,5 gram/hari. Anak – anak 4-6 dd 10 mg/kg yakni
rata rata usia 3 – 12 bulan 60 mg, 1 – 4 tahun 120-180 mg, 4 - 6 tahun 180 mg,
7 – 12 tahun 240 – 360 mg, 4 – 6 kali
sehari. ( OOP edisi VI, hal 318 )
II. Permasalahan
Farmasetika
A. Preformulasi Zat Aktif
Paracetamol
RM ( C8H8NO2 ) BJ ( 151,2 ) British
Farmakope 2009, hal 4548
Struktur Kimia
|
![]() |
Nama Kimia
|
N – 4 – ( Hidroksifenil ) asetaminida
|
Nama Lain
|
Acetaminofen
|
Pemerian
|
Putih atau hampir putih, Kristal bubuk
|
Kelarutan
|
Sedikit larut dalam air, bebas larut
dalam alcohol, sangat sedikit larut dalam metilen klorida
|
Titik Lebur
|
168 ͦC – 172
ͦ C
|
Penyimpanan
|
Terlindung dari cahaya
|
Kegunaan
|
Analgetik, antipiretik
|
B. Permasalahan farmaseutik
Dari data preformulasi diatas, didapat
penyelesaian maslah zat aktif sebagai berikut :
1.
Sediaan dibuat suspensi karna sedikit larut pada
air , larut dalam alcohol akan tetapi uutuk pemakaian lebih diterima oleh
masyarakat maka menghidari dari pelarut alcohol.
2.
Sediaan dibuat suspensi oleh karna itu
penambahan suspending agent.
3.
Zat aktif apabila digerus maka akan menjadi
serbuk ringan atau hidroafabilitas maka pada pembuatan ditambah pembasah.
4.
Sediaan dibuat suspensi dan ditujukan untuk anak
anak maka sediaan ditambah pemanis, perasa dan pearoma.
5.
Adapun penambahan aquadest sebagai pelarut maka
harus ditambahkan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
6.
Penyimpanan pada wadah coklat tetutup baik.
III. Penyelesaian
Masalah
A. Preformulasi Eksipiean
PGA (
GOM ARAB ) RM (C6H12O6)n BJ ( ˜220.000)
HOPE hal, 298 British farmakope 2009, hal 2869
Pemeriaan
|
Bubuk putih kekuningan, rasa
hambar, berbau hamper tidak berbau
|
Kelarutan
|
Larut dalam air dingin dan air panas, praktis tidak larut dalam
pelarut organik
|
PH
|
5,5 – 7,5
|
PH stabil
|
4,0 – 10,5 tetapi pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas
terdisperi
|
Kontaminasi Mikroba
|
410
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering
|
Kegunaan
|
Suspending agent
|
Inkompatibilitas
|
Guar gum kompatibel dengan hidrokoloid tanaman yang paling lainnya
seperti
sebagai tragacanth. Hal ini sesuai dengan aseton, etanol (95%),
tanin, asam kuat, dan basa. Borate ion, jika ada di pendispersi air, akan
mencegah hidrasi guar gum. Namun, penambahan ion borat untuk guar gum
terhidrasi menghasilkan kohesif gel struktural dan hidrasi lebih lanjut
kemudian dicegah. Gel terbentuk dapat dicairkan dengan mengurangi pH di bawah
7, atau dengan pemanasan. Guar gum dapat mengurangi penyerapan penisilin V
dari
beberapa formulasi dengan seperempat.
|
Glycerol RM
(C3H8O3) BM ( 92,09)
HOPE 6th, p : 301-303
Pemerian
|
Higroskopis jelas, tidak berwarna, tidak berbau kental, cairan, tetapi memiliki
rasa manis kira-kira 0,6 kali semanis
sukrosa.
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
Kelarutan gliserin di aseton cukup larut, dalambenzene dan kloroform praktis tidak larut, dalam etanol (95%) larut,
dalam methanol larut, dalam minyak praktis tidak larut dan dalam air larut.
|
TD dan TB
|
Titik didih = 2908°
C(dengan dekomposisi)
Titik beku = 17,88°C
|
Stabilitas
|
Gliserin adalah higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana dibawah kondisI penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan
propilen glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat mengkristal jika
disimpan pada suhu rendah sedangkan
Kristal tidak meleleh untuk 208° C
|
Inkompatibilitas
|
Dapat meledak jika dicampur
dengan zat pengoksidasi kuat seperti trioksida kromium, kalium permanganat.
|
Kegunaan
|
Co Solvent dan Anti cap locking agent
|
·
Sirupus Simpleks
RM ( C12H22O11)BM ( 342.30) HOPE 6th, p 703 – 706
Pemerian
|
Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta
vulgaris Linne. Berbentuk kristal
tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan
memiliki rasa manis
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C,
1 : 400 dalam etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada
suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform
|
Suhu Lebur
|
Titik Leleh : 160-1860C
Densitas : 1,6 g/cm3
|
Stabilitas
|
Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban
yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan melepaskan panas
pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada suhu di atas 160oC.
Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan mikroba
|
Inkompatibilitas
|
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya
logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat.
Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan. Dengan jumlah
sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut gula.
Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium
|
Kegunaan
|
Pemanis, coating
agent, granulating agent,
suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat
viskositas
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup baik
|
Natrium Benzoat RM (C7H5NaO2) BM(144,11)
FI IV ; 5 HOPE ; 662-663
Pemerian
|
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis
tidak berbau, stabil di udara.
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
1 bagian pada 75 bagian etanol
95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1
bagian dalam 1,4 bagian air panas
|
Data fisik
|
pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada
suhu
25°C), tidak aktIf dibawahpH 5
|
Stabilitas
|
Larutan dapat disterilkan dengan
autoklaf dan
filtrasi
|
Inkompatibilitas
|
Inkompatibel dengan bahan-bahan
kuartener garam besi, garam kalsium logam berat, aktivitas menurun karena
interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik
|
Sifat khusus
|
Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat
mengiritasi lambung
|
Kegunaan
|
Pengawet
|
Koefisien pasrtisi
|
Minyak sayur:Air = 3-6
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup di tempat
dingin dan kering
|
Aquadest RM (H2O) BM (18,02) HOPE hal 802
Pemerian
|
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa
|
Rumus Kimia
|
H2O
|
Kelarutan
|
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
|
TD dan TB
|
Titik beku : 0 ͦ C
Titik didih : 100 ͦ C
Densitas : 1,00 g/cm3
|
Konstanta dielektrik
|
78,54
|
Deskripsi
|
Air murni adalah
air yang dimurnikan yang diperolah dengan destilasi, perlakuan menggunakan
penukaran ion,osmosis balik,atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air
yang memiliki persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI
IV,112 )
|
Stabilitas
|
Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)
|
Inkompatibilitas
|
air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien
yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau
kelembapan) pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan
logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya
seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan
garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
|
Penyimpanan
|
Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan
mikroorganisme dan mencegah kontaminasi
|
Kegunaan
|
pelarut
|
B.Penyelesaian Masalah
Dari data preformulasi diatas,didapatkan penyelesaian masalah farmasetika
zat aktif, diantaranya :
1. PGA sebagai suspending agent agar
sediaan berbentuk suspense.
2. Untuk memberi rasa pada paracetamol
maka ditambahkan pemanis berupa syrupus simplek.
3. Natrium benzoate dipakai sebagai pengawet
anti mikroba.
4. Zat aktif bersifat hidrofobilitas maka
ditambah glycerin sebagai pembasah.
5. Pasta Setroberry sebagai peraroma dan
pewarna.
6. Sediaan dikemas dalam wadah atau botol
coklat tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.
IV.Kesimpulan
Formulasi
Formulasi fenobarbital elixir yang
diusulkan adalah ;
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1
|
Paracetamol
|
5 %
|
Zat
aktif
|
2
|
PGA
|
5 %
|
Suspending Agent
|
3
|
Glycerol
|
5 %
|
Pembasah
|
4
|
Sirupus
Simpleks
|
25
%
|
Pemanis
dan pengental (HOPE 6th, p 703 – 706)
|
5
|
Natrium Benzoat
|
1 %
|
Pengawet
|
6
|
Pasta Stroberry
|
q.s
|
Pewarna dan Aroma
|
7
|
Aquadest
|
Ad 200 ml
|
Pelarut/
pembawa
|
I.
PENIMBANGAN BAHAN
Jumlah sediaan yang dibuat 200 mL
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Paracetamol
|
10 gram
|
2
|
PGA
|
10
gram
|
3
|
Glycerol
|
10 gram
|
4
|
Sirupus Simpleks
|
50 gram
|
6
|
Natrium Benzoat
|
0,2
gram
|
7
|
Pasta stroberry
|
q.s
|
8
|
Aquadest
|
Ad
200
mL
|
Untuk pembuatan
sirupus simpleks
Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Saccarum Album
|
65 gram
|
2.
|
Aquades
|
Ad 100 gram
|
VI.Prosedur Pembuatan
I.
Pembuatan Syr.simplek
1.
Timbang saccarum album 65 gram diatas cawan
petri, masukkan dalam beker glass
2.
Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai
larut lalu filtrasi
II.
Kalibrasi Botol
1.
Masukkan air kran sebanyak 61,8 ml pada gelas
ukur, dan tuangkan pada botol coklat 100 ml
2.
Tandai batas kalibrasi, air kran pada botol
keluarkan, bilas botol lalu keringkan maka siap untuk digunakan
III.
Pembuatan Suspending Agent
1.
Timbang 10 gram PGA gerus halus
2.
Timbang Air panas 1,5 ml dari berat PGA maka 5
ml air panas lalu masukkan dalam mortar sedikit demi sedikit gerus halus
homogeny sampai terbentuk mucilago (Campuran I)
IV.
Pembuatan Suspensi Paracetamol
1.
Timbang 10,1 gram paracetamol, ayak dengan
pengayak no 30 mesh lalu timbang kembali sebanyak 10 gram,masukkan dalam mortar
gerus halus
2.
Timbang 10 garam glycerin masukkan dalam mortir
gerus halus, bilas gelas ukur dengan aquadest 2ml sebanyak 3x masukkan dalam
mortir gerus halus homogen
3.
Timbang Na.Benzoat 200 mg dan larutkan dalam 5
ml aquadest,masukkan dalam beker glass aduk sampai homogen encerkan dan bilas
dengan dengan aquadest 2 ml diulang
sebanyak 3x
4.
Timbang 50 gram syr.simplek masukkan dalam beker
glass aduk sampai homogen encerkan dan
bilas dengan dengan aquadest 2 ml
diulang sebanyak 3x (Campuran II)
5.
Masukkan Campuran II sedikit demi sedikit
kedalam Campuran I gerus halus homogen, Bilas mortir Campuran II dengan
aquadest 2ml sebanyak 3x gerus halus homogen, masukkan dalam erlenmeyer
6.
Tambahkan secukupnya pasta Strowberry 3-5 gtt
aduk sampai homogen
7.
Masukkan aquadest ad 200 ml aduk sampai homogeny
8.
Masukkan sediaan suspensi dalam botol yang telah
dikalibrasi 61,8 ml lalu tutup rapat ,kemas beri etiket
9.
Sisa sediaan dalam beker glass tutup, kemas dan
beri etiket
VII. Hasil percobaan
- Kekentalan sediaan dengan
PGA 5% cukup baik .
- Sediaan berbusa karna
efek pemakian PGA sebagai suspending agent.
- Aroma sediaan kurang
sempurna apabila ditambah maka warna sediaan akan mencolok.
VIII. Analisis Titik Kritis Pembuatan Sediaan
- Sebelum pencampuran ,proses
pembasahan pada zat aktif harus sempurna.
- Proses pelarutan masing
masing zat harus sempurna , tidak boleh ada yang tidak larut.
- Pembuatan suspending
agent harus sempurna, homogeny tidak ada partikel yang masih seperti
granul dan harus sampai terbuat mucilago.
- Volume zat dan pelarut
yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh berlebihan,
karena volume yang diperhitungkan sudah mendekati volume sediaan akhir.
IX. Evaluasi Sediaan
- Penentuan Organoleptis
a.
Warna larutan diamati baik,tidak berubah warna
dan warna tidak terlalu tua ataupun muda
b.
Keberadaan partikel dalam larutan diamati
baik,tidak ada partikel yang tidak larut
c.
Bau larutan yang dicium kurang menyerupai
strawberry masih agak samar
d.
Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi
dengan aroma dan pemanis yang cukup baik
X. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia
edisi IV,dan III Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press.
Howard C Ansel Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi
keempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar