Senin, 25 Agustus 2014

Emulsi Oleum Iecoris

Emulsi Oleum Iecoris

I. Latar Belakang
A. Penggunaan Sediaan
                Sediaan Oleum Iecoris yang akan dibuat adalah emulsi peroral, Emulsi adalah system dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. ( Ilmu Resep, 118 )
B. Efek Farmakologi Oleum Iecoris
                Minyak ikan mengandung asam lemak – omega ( EPA, DHA ) yang bekerja anti tumor karena mendesak arachidonat dari membrane sel dan membentuk prostaglandin baik ( dari tipe E1 dan E3 ) tanpa efek stimulasi tumor. Oleh karena itu, dianjurkan untuk makan beberapa kali dalam seminggu ikan berlemak seperti markil, salem, tongkol, herring, dan sardencis ( OOP edisi V hal.202 )
Mekanisme Kerja Berdasarkan pendesakan asam arachidonat dari membran sel sehingga terbentuk prostaglandin E2 dan dengan efek stimulasi pertumbuhan tumor.   ( OOP edisi V hal.542 )         
Khasiat Minyak ikan berkhasiat melindungi pasien jantung terhadap mati mendadak akibat infrak jantung sekunder, DHA melindungi terhadap diabetes, menurut perkiraan DHA membuat membran sel lebih cair ( liquid ) sehingga menjadi peka bagi daya kerja insulin dan efeknya. Insulin bekerja lebih efektif dan nilai glukosa menurun. Asam omega 3 memiliki sejumlah khasiat yaitu anti radang yang dapat menstimulasi pertumbuhan tumor, anti trombosit, memperbaiki efek insulin, menurunkan trigliserida darah, memperbaiki perkembangan saraf otak dan fungsinya terutama janin dan bayi. ( OOP edisi V hal.849 )
 Efek Samping Pada over dosis dapat berupa perpanjangan waktu pendarahan berhubung penghambatan penggumpalan pelat darah. Pada dosis tinggi, senyawa ini dapat menimbulkan pendarahan dihidung.
C. Dosis Obat
Suplemen diet bagi bayi untuk mencegah rakhitis  dosis 10 mg / hari (Martindale II hal. 1661 – 1662)
3 – 4 dd 500 mg asam lemak ( EPA + DHA ) selama kehamilan dan laktasi 1 dd 200 mg; untuk pevensi umum 1 dd 100 mg.



II. Permasalahan Farmasetika
A.Preformulasi Zat Aktif
Oleum Iecoris
Nama Lain
Levertan, Minyak Ikan, Cod liver Oil, Ol Morrhuae
Pemerian
Jelas, Kekuningan, Cairan Kental ( Britist Farmakope I dan II,1536 ).Minyak berwarna gelas, bau tengik, dan asam atau pahit. ( Martindale II hal. 1661 – 1662 )
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dengan alcohol, larut dalam minyak bumi ringan ( Britist Farmakope I dan II,1536 ). Tidak larut dalam alcohol, kloroform, eter karbon disulfide, etil acetate dan cahaya minyak bumi ( Martindale II hal. 1661 – 1662 )
BJ
Antara 0,918 – 0,927
Penyimpanan
Dalam tempat yang dingin kedap udara, terlidung dari cahaya karena vitamin A akan cepat hancur.
( Martindale II hal. 1661 – 1662 )

B. Permasalahan Farmaseutik
Dari data preformulasi diatas, didapat penyelesaian maslah zat aktif sebagai berikut :
1.Sediaan dibuat emulsi karena praktis tidak larut pada air , sedikit larut dalam alcohol, larut dalam minyak bumi ringan. Tidak larut dalam alcohol, kloroform, eter karbon disulfide, etil acetate dan cahaya minyak bumi dan yang terpenting adalah karena zat aktif berbentuk minyak lemak.
2.Sediaan dibuat emulsii oleh karena itu ditambahkan emulsi agent.
3.Zat aktif mudah teroksidasi sehingga ditambahkan antioksidan.
4.Sediaan dibuat emulsi maka terdiri dari dua fase W/O atau O/W sehingga karena terdapat  fase air yang dapat menimbulkan pertumbuhan mikroba maka sediaan ditambahkan antimokroba atau pengawet.
5.Untuk penutupi rasa yang pahit dan asam maka sediaan ditambahkan pemanis
6.Penyimpanan pada wadah coklat tetutup baik kedap udara karena dapat merusak Vitamin



III. Penyelesaian Masalah
A.Preformulasi Eksipiean
PGA ( GOM ARAB ) RM (C6H12O6)n BJ ( ˜220.000) HOPE hal, 298 British farmakope 2009, hal 2869
Pemeriaan
Bubuk putih  kekuningan, rasa hambar, berbau hamper tidak berbau
Struktur Kimia
http://www.possibilitiesendless.com/wp-content/uploads/2011/01/what-am-I-3p3.png
Kelarutan
Larut dalam air dingin dan air panas, praktis tidak larut dalam pelarut organik
PH
5,5 – 7,5
PH stabil
4,0 – 10,5 tetapi pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas terdisperi
Kontaminasi Mikroba
410
Penyimpanan
Wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering
Kegunaan
Suspending agent
Inkompatibilitas
Guar gum kompatibel dengan hidrokoloid tanaman yang paling lainnya seperti
sebagai tragacanth. Hal ini sesuai dengan aseton, etanol (95%), tanin, asam kuat, dan basa. Borate ion, jika ada di pendispersi air, akan mencegah hidrasi guar gum. Namun, penambahan ion borat untuk guar gum terhidrasi menghasilkan kohesif gel struktural dan hidrasi lebih lanjut kemudian dicegah. Gel terbentuk dapat dicairkan dengan mengurangi pH di bawah 7, atau dengan pemanasan. Guar gum dapat mengurangi penyerapan penisilin V dari
beberapa formulasi dengan seperempat.

Sirupus Simpleks RM ( C12H22O11)BM ( 342.30) HOPE 6th, p 703 – 706
Pemerian
Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta vulgaris Linne.  Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis
Struktur Kimia
Kelarutan
Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform
Suhu Lebur
Titik Leleh : 160-1860C
Densitas : 1,6 g/cm3
Stabilitas

Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan mikroba
Inkompatibilitas
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut gula. Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium
Kegunaan
Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat viskositas
Penyimpanan
Wadah tertutup baik
BHT RM(C15H24O) BM(220.35) HOPE ; 104
Pemeriaan
kuning putih atau pucat kristal padat atau bubuk dengan bau fenolik karakteristik samar
Struktur Kimia
Nama lain
Agidol, BHT, 2,6-bis (1,1-dimetiletil)-4-methylphenol; butyl hidroksitoluen, butylhydroxytoluenum, Dalpac; dibutylated
hidroksitoluen, 2,6-di-tert-butil-p-kresol, 3,5-di-tert-butyl-4hydroxytoluene
Nama Kimia
2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol
Khasiat
Antioksidan, makanan, kosmetik dan obat obatan
Kelarutan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilena
glikol, solusi hidroksida alkali, dan encer berair
asam mineral. Bebas larut dalam aseton, benzena, etanol
(95%), eter, metanol, toluen, minyak tetap, dan minyak mineral.
Lebih larut dari hidroksianisol butylated dalam minyak makanan dan
lemak.
TB dan TL
Titik beku 69-708C
Titik lebur 708C
Kadar Air
Kadar air 40,05%
Stabilitas
Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan warna dan kerugian
kegiatan
Penyimpanan
harus disimpan di tempat yang wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
fenolik dan mengalami reaksi karakteristik fenol. Hal ini tidak sesuai dengan oksidasi kuat
agen seperti peroksida dan permanganates. Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan. Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan katalitikjumlah asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis isobutene gas yang mudah terbakar.

Natrium Benzoat RM (C7H5NaO2) BM(144,11) FI  IV ; 5 HOPE ; 662-663
Pemerian
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
Struktur Kimia
Kelarutan
1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1 bagian dalam 1,4 bagian air panas
Data fisik
pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada suhu
25°C), tidak aktIf  dibawahpH 5
Stabilitas
Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi
Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan bahan-bahan kuartener garam besi, garam kalsium logam berat, aktivitas menurun karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik
Sifat khusus
Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat mengiritasi lambung
Kegunaan
Pengawet
Koefisien pasrtisi
Minyak sayur:Air  = 3-6
Penyimpanan
Wadah tertutup di tempat dingin dan kering

      Aquadest RM (H2O) BM (18,02)  HOPE hal 802
Pemerian
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Rumus Kimia
H2O
Kelarutan
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
TD dan TB
Titik beku : 0 ͦ C
Titik didih : 100  ͦ C
Densitas : 1,00 g/cm3
Konstanta dielektrik
78,54
Deskripsi
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperolah dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukaran ion,osmosis balik,atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memiliki persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI IV,112 )
Stabilitas
Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)
Inkompatibilitas
air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
Penyimpanan
Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kontaminasi
Kegunaan
pelarut

B.Penyelesaian Masalah
Dari data preformulasi diatas,didapatkan penyelesaian masalah farmasetika zat aktif, diantaranya :
1.       PGA sebagai emulsi agent agar sediaan berbentuk emulsi.
2.       Untuk menghilangkan rasa pahit dan asam pada oleum iecoris maka ditambahkan pemanis berupa syrupus simplex.
3.       Natrium benzoate dipakai sebagai pengawet antimikroba.
4.       Zat aktif mudah menguap maka ditambahkan antioksidan.
5.       Sediaan dikemas dalam wadah atau botol coklat tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.
IV.Kesimpulan Formulasi
A.      Formulasi Oleum iecoris emulsi yang diusulkan adalah ;
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1
Ol.iecoris
30 %
Zat aktif
2
PGA
       20  %
Emulsi Agent
3
Sirupus Simpleks
15 %
Pemanis dan pengental (HOPE 6th, p 703 – 706)
4
Natrium Benzoat
0,1 %
Pengawet
5
BHT
0,1 %
antioksidan
6
Aquadest
Ad 100 ml
Pelarut/ pembawa

B.      PENIMBANGAN BAHAN
Jumlah sediaan yang dibuat  100 mL
No
Bahan
Jumlah
1
OL.iecoris
30 gram
2
PGA
20 gram
3
BHT
0,1 gram
4
Sirupus Simpleks
15 gram
6
Natrium Benzoat
0,1 gram
8
Aquadest
Ad 100 mL

Untuk pembuatan sirupus simpleks
Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL
No.
Bahan
Jumlah
1.
Saccarum Album
65 gram
2.
Aquadest
Ad 100 gram

V.Prosedur Pembuatan
I.                    Pembuatan Syr.simplek
1.       Timbang saccarum album 65 gram diatas cawan petri, masukkan dalam beker glass
2.       Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai larut lalu filtrasi
II.                  Pembuatan Emulsi  Agent
1.       Timbang 20 gram PGA gerus halus
2.       Timbang Aquadest 1,5 berat PGA yang digunakan sebanyak 30 ml Aquadest lalu masukkan dalam mortir sedikit demi sedikit gerus halus homogeny sampai terbentuk mucilago (Campuran I)
III.                Pembuatan Emulsi Oleum Iecoris
1.       Timbang 30 gram ol. Iecoris sisihkan
2.       Timbang 0,1 gram BHT dan larutkan dalam ol.iecoris ( Campuran II ) dalam gelas ukur aduk sampai larut dan homogen
3.       Campurkan Campuran II dalam Campuran I gerus homogen
4.       Timbang 0,1 gram Na.Benzoat larutkan dalam sedikit air sampai larut masukkan dalam mortir gerus homogen
5.       Timbang 15 gram syr.simplek  masukkan dalam mortir gerus homogen
6.       Ukur 34,8 ml aquadest masukkan dalam mortir gerus sampai homogeny
7.       Masukkan sediaan emulsi  dalam optimasi  lalu tutup rapat ,kemas beri etiket
VI. Hasil percobaan
  1. Kekentalan sediaan dengan PGA 15%  terlalu kental .
  2. Sediaan berubah fase menjadi breaking yang irrevesiable.
  3. Aroma sediaan berbau amis I karena tidak ditambah pearoma.
  4. Sediaan terlihat tidak tumbuh mikroba
VII. Analisis Titik Kritis Pembuatan Sediaan
  1. Sebelum pencampuran ,proses pembasahan pada zat aktif harus sempurna.
  2. Proses pelarutan masing masing zat harus sempurna , tidak boleh ada yang tidak larut.
  3. Pembuatan emulsi agent harus sempurna, homogeny tidak ada partikel yang masih seperti granul dan harus sampai terbuat mucilago.
  4. Volume zat dan pelarut yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh berlebihan, karena volume yang diperhitungkan sudah mendekati volume sediaan akhir.
  5. Aquadest yang ditambahkan sebagai pelarut ditambahkan dengan pengukuran  yang cermat




VIII. Evaluasi Sediaan
  1. Penentuan Organoleptis
a.       Warna larutan diamati baik,tidak berubah warna
b.      Keberadaan partikel dalam larutan diamati baik akan tetapi  dua fase emulsi ini terjadi pemisahan yang tidak bias kembali lagi.
c.       Bau larutan yang dicium agak amis seperti zat aktifnya
2.       Pembahasan
Cara pembuatan emulsi sesuai prosedur  yang  tertera diatas begitupun dengan penimbangannya dan dilakukan secara cermat dan teliti, dalam proses pembuatan emulgator dilakukan dengan kecepatan menggerus yang optimal agar terbentuk mucilage yang baik,adapun pembuatan emulsi ini dilakukan secara basah sehingga setelah pembuatan mucilago maka fase minyak yang sudah dicampur antioksidan ditambahkan kedalamnya,lalu penambahan antimikroba,pemanis dan pelarut semuanya dicampur dengan cara digerus hingga homogeny.
Adapun hasil sediaan setelah setelah beberapa hari dilihat kembali,sediaan berubah fase yang tidak bias kembali lagi disebut breaking.ini dipengaruhi karena cara pembuatan yang mungkin kurang optimal, alat alat yang digunakan dan mungkin pemakaian emulgator yang terlalu banyak.
IX. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.  Farmakope Indonesia edisi IV,dan III Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press.
Howard C Ansel  Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar