Emulsi Oleum Iecoris
I. Latar Belakang
A. Penggunaan Sediaan
Sediaan
Oleum Iecoris yang akan dibuat adalah emulsi peroral, Emulsi adalah system dua
fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk
tetesan kecil. ( Ilmu Resep, 118 )
B. Efek Farmakologi Oleum Iecoris
Minyak
ikan mengandung asam lemak – omega ( EPA, DHA ) yang bekerja anti tumor karena
mendesak arachidonat dari membrane sel dan membentuk prostaglandin baik ( dari
tipe E1 dan E3 ) tanpa efek stimulasi tumor. Oleh karena itu, dianjurkan untuk
makan beberapa kali dalam seminggu ikan berlemak seperti markil, salem,
tongkol, herring, dan sardencis ( OOP edisi V hal.202 )
Mekanisme Kerja Berdasarkan
pendesakan asam arachidonat dari membran sel sehingga terbentuk prostaglandin
E2 dan dengan efek stimulasi pertumbuhan tumor.
( OOP edisi V hal.542 )
Khasiat Minyak ikan berkhasiat
melindungi pasien jantung terhadap mati mendadak akibat infrak jantung
sekunder, DHA melindungi terhadap diabetes, menurut perkiraan DHA membuat
membran sel lebih cair ( liquid ) sehingga menjadi peka bagi daya kerja insulin
dan efeknya. Insulin bekerja lebih efektif dan nilai glukosa menurun. Asam
omega 3 memiliki sejumlah khasiat yaitu anti radang yang dapat menstimulasi
pertumbuhan tumor, anti trombosit, memperbaiki efek insulin, menurunkan
trigliserida darah, memperbaiki perkembangan saraf otak dan fungsinya terutama
janin dan bayi. ( OOP edisi V hal.849 )
Efek Samping Pada over dosis dapat berupa
perpanjangan waktu pendarahan berhubung penghambatan penggumpalan pelat darah.
Pada dosis tinggi, senyawa ini dapat menimbulkan pendarahan dihidung.
C. Dosis Obat
Suplemen diet bagi bayi untuk
mencegah rakhitis dosis 10 mg / hari (Martindale
II hal. 1661 – 1662)
3 – 4 dd 500 mg asam lemak ( EPA +
DHA ) selama kehamilan dan laktasi 1 dd 200 mg; untuk pevensi umum 1 dd 100 mg.
II. Permasalahan
Farmasetika
A.Preformulasi Zat Aktif
Oleum Iecoris
Nama Lain
|
Levertan, Minyak Ikan, Cod liver Oil, Ol Morrhuae
|
Pemerian
|
Jelas, Kekuningan, Cairan Kental ( Britist Farmakope I dan II,1536 ).Minyak
berwarna gelas, bau tengik, dan asam atau pahit. ( Martindale II hal. 1661 –
1662 )
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dengan alcohol, larut
dalam minyak bumi ringan ( Britist Farmakope I dan II,1536 ). Tidak larut
dalam alcohol, kloroform, eter karbon disulfide, etil acetate dan cahaya
minyak bumi ( Martindale II hal. 1661 – 1662 )
|
BJ
|
Antara 0,918 – 0,927
|
Penyimpanan
|
Dalam tempat yang dingin kedap udara, terlidung dari cahaya karena
vitamin A akan cepat hancur.
( Martindale II hal. 1661 – 1662 )
|
B. Permasalahan Farmaseutik
Dari data preformulasi diatas,
didapat penyelesaian maslah zat aktif sebagai berikut :
1.Sediaan dibuat emulsi karena
praktis tidak larut pada air , sedikit larut dalam alcohol, larut dalam minyak
bumi ringan. Tidak larut dalam alcohol, kloroform, eter karbon disulfide, etil
acetate dan cahaya minyak bumi dan yang terpenting adalah karena zat aktif
berbentuk minyak lemak.
2.Sediaan dibuat emulsii oleh karena
itu ditambahkan emulsi agent.
3.Zat aktif mudah teroksidasi
sehingga ditambahkan antioksidan.
4.Sediaan dibuat emulsi maka
terdiri dari dua fase W/O atau O/W sehingga karena terdapat fase air yang dapat menimbulkan pertumbuhan
mikroba maka sediaan ditambahkan antimokroba atau pengawet.
5.Untuk penutupi rasa yang pahit
dan asam maka sediaan ditambahkan pemanis
6.Penyimpanan pada wadah coklat
tetutup baik kedap udara karena dapat merusak Vitamin
III. Penyelesaian
Masalah
A.Preformulasi Eksipiean
PGA ( GOM ARAB ) RM
(C6H12O6)n BJ ( ˜220.000)
HOPE hal, 298 British farmakope 2009, hal 2869
Pemeriaan
|
Bubuk putih kekuningan, rasa
hambar, berbau hamper tidak berbau
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
Larut dalam air dingin dan air panas, praktis tidak larut dalam
pelarut organik
|
PH
|
5,5 – 7,5
|
PH stabil
|
4,0 – 10,5 tetapi pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas
terdisperi
|
Kontaminasi Mikroba
|
410
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering
|
Kegunaan
|
Suspending agent
|
Inkompatibilitas
|
Guar gum kompatibel dengan hidrokoloid tanaman yang paling lainnya
seperti
sebagai tragacanth. Hal ini sesuai dengan aseton, etanol (95%),
tanin, asam kuat, dan basa. Borate ion, jika ada di pendispersi air, akan
mencegah hidrasi guar gum. Namun, penambahan ion borat untuk guar gum
terhidrasi menghasilkan kohesif gel struktural dan hidrasi lebih lanjut
kemudian dicegah. Gel terbentuk dapat dicairkan dengan mengurangi pH di bawah
7, atau dengan pemanasan. Guar gum dapat mengurangi penyerapan penisilin V
dari
beberapa formulasi dengan seperempat.
|
Sirupus Simpleks
RM ( C12H22O11)BM ( 342.30) HOPE 6th, p 703 – 706
Pemerian
|
Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta
vulgaris Linne. Berbentuk kristal
tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan
memiliki rasa manis
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C,
1 : 400 dalam etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada
suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform
|
Suhu Lebur
|
Titik Leleh : 160-1860C
Densitas : 1,6 g/cm3
|
Stabilitas
|
Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban
yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan melepaskan panas
pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada suhu di atas 160oC.
Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan mikroba
|
Inkompatibilitas
|
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya
logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat.
Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan. Dengan jumlah
sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut
gula. Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium
|
Kegunaan
|
Pemanis, coating
agent, granulating agent,
suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat
viskositas
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup baik
|
BHT RM(C15H24O)
BM(220.35) HOPE ; 104
Pemeriaan
|
kuning putih atau pucat kristal
padat atau bubuk dengan bau fenolik karakteristik samar
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Nama lain
|
Agidol, BHT, 2,6-bis
(1,1-dimetiletil)-4-methylphenol; butyl hidroksitoluen, butylhydroxytoluenum,
Dalpac; dibutylated
hidroksitoluen,
2,6-di-tert-butil-p-kresol, 3,5-di-tert-butyl-4hydroxytoluene
|
Nama Kimia
|
2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol
|
Khasiat
|
Antioksidan, makanan,
kosmetik dan obat obatan
|
Kelarutan
|
Kelarutan Praktis tidak
larut dalam air, gliserin, propilena
glikol, solusi
hidroksida alkali, dan encer berair
asam mineral. Bebas
larut dalam aseton, benzena, etanol
(95%), eter, metanol,
toluen, minyak tetap, dan minyak mineral.
Lebih larut dari
hidroksianisol butylated dalam minyak makanan dan
lemak.
|
TB dan TL
|
Titik beku 69-708C
Titik lebur 708C
|
Kadar Air
|
Kadar air 40,05%
|
Stabilitas
|
Paparan cahaya,
kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan warna dan kerugian
kegiatan
|
Penyimpanan
|
harus disimpan di tempat
yang wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
|
Inkompatibilitas
|
fenolik dan mengalami
reaksi karakteristik fenol. Hal ini tidak sesuai dengan oksidasi kuat
agen seperti peroksida dan
permanganates. Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan.
Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemanasan
dengan katalitikjumlah asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis isobutene
gas yang mudah terbakar.
|
Natrium
Benzoat RM (C7H5NaO2) BM(144,11) FI IV ; 5 HOPE ; 662-663
Pemerian
|
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis
tidak berbau, stabil di udara.
|
Struktur Kimia
|
![]() |
Kelarutan
|
1 bagian pada 75 bagian etanol
95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1
bagian dalam 1,4 bagian air panas
|
Data fisik
|
pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada
suhu
25°C), tidak aktIf dibawahpH 5
|
Stabilitas
|
Larutan dapat disterilkan dengan
autoklaf dan
filtrasi
|
Inkompatibilitas
|
Inkompatibel dengan bahan-bahan
kuartener garam besi, garam kalsium logam berat, aktivitas menurun karena
interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik
|
Sifat khusus
|
Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat
mengiritasi lambung
|
Kegunaan
|
Pengawet
|
Koefisien
pasrtisi
|
Minyak sayur:Air = 3-6
|
Penyimpanan
|
Wadah tertutup di tempat
dingin dan kering
|
Aquadest RM (H2O) BM (18,02) HOPE hal 802
Pemerian
|
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa
|
Rumus Kimia
|
H2O
|
Kelarutan
|
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
|
TD dan TB
|
Titik beku : 0 ͦ C
Titik didih : 100 ͦ C
Densitas : 1,00 g/cm3
|
Konstanta dielektrik
|
78,54
|
Deskripsi
|
Air murni adalah
air yang dimurnikan yang diperolah dengan destilasi, perlakuan menggunakan
penukaran ion,osmosis balik,atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air
yang memiliki persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI
IV,112 )
|
Stabilitas
|
Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)
|
Inkompatibilitas
|
air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien
yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan)
pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan
bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida
dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi
bentuk hidrat.
|
Penyimpanan
|
Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan
mikroorganisme dan mencegah kontaminasi
|
Kegunaan
|
pelarut
|
B.Penyelesaian
Masalah
Dari
data preformulasi diatas,didapatkan
penyelesaian masalah farmasetika zat aktif, diantaranya :
1. PGA sebagai emulsi agent agar sediaan
berbentuk emulsi.
2. Untuk menghilangkan rasa pahit dan
asam pada oleum iecoris maka ditambahkan pemanis berupa syrupus simplex.
3. Natrium benzoate dipakai sebagai pengawet
antimikroba.
4. Zat aktif mudah menguap maka
ditambahkan antioksidan.
5. Sediaan dikemas dalam wadah atau botol
coklat tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.
IV.Kesimpulan Formulasi
A. Formulasi Oleum iecoris emulsi yang
diusulkan adalah ;
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1
|
Ol.iecoris
|
30 %
|
Zat
aktif
|
2
|
PGA
|
20 %
|
Emulsi Agent
|
3
|
Sirupus
Simpleks
|
15
%
|
Pemanis
dan pengental (HOPE 6th, p 703 – 706)
|
4
|
Natrium Benzoat
|
0,1
%
|
Pengawet
|
5
|
BHT
|
0,1
%
|
antioksidan
|
6
|
Aquadest
|
Ad 100 ml
|
Pelarut/
pembawa
|
B.
PENIMBANGAN BAHAN
Jumlah sediaan yang dibuat 100 mL
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
OL.iecoris
|
30 gram
|
2
|
PGA
|
20
gram
|
3
|
BHT
|
0,1 gram
|
4
|
Sirupus Simpleks
|
15 gram
|
6
|
Natrium Benzoat
|
0,1
gram
|
8
|
Aquadest
|
Ad
100
mL
|
Untuk pembuatan sirupus simpleks
Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Saccarum Album
|
65 gram
|
2.
|
Aquadest
|
Ad 100 gram
|
V.Prosedur Pembuatan
I.
Pembuatan Syr.simplek
1.
Timbang saccarum album 65 gram diatas cawan
petri, masukkan dalam beker glass
2.
Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai
larut lalu filtrasi
II.
Pembuatan Emulsi
Agent
1.
Timbang 20 gram PGA gerus halus
2.
Timbang Aquadest 1,5 berat PGA yang digunakan
sebanyak 30 ml Aquadest lalu masukkan dalam mortir sedikit demi sedikit gerus
halus homogeny sampai terbentuk mucilago (Campuran I)
III.
Pembuatan Emulsi Oleum Iecoris
1.
Timbang 30 gram ol. Iecoris sisihkan
2.
Timbang 0,1 gram BHT dan larutkan dalam
ol.iecoris ( Campuran II ) dalam gelas ukur aduk sampai larut dan homogen
3.
Campurkan Campuran II dalam Campuran I gerus
homogen
4.
Timbang 0,1 gram Na.Benzoat larutkan dalam
sedikit air sampai larut masukkan dalam mortir gerus homogen
5.
Timbang 15 gram syr.simplek masukkan dalam mortir gerus homogen
6.
Ukur 34,8 ml aquadest masukkan dalam mortir
gerus sampai homogeny
7.
Masukkan sediaan emulsi dalam optimasi lalu tutup rapat ,kemas beri etiket
VI. Hasil percobaan
- Kekentalan sediaan dengan
PGA 15% terlalu kental .
- Sediaan berubah fase
menjadi breaking yang irrevesiable.
- Aroma sediaan berbau amis
I karena tidak ditambah pearoma.
- Sediaan terlihat tidak
tumbuh mikroba
VII. Analisis Titik
Kritis Pembuatan Sediaan
- Sebelum pencampuran ,proses
pembasahan pada zat aktif harus sempurna.
- Proses pelarutan masing
masing zat harus sempurna , tidak boleh ada yang tidak larut.
- Pembuatan emulsi agent
harus sempurna, homogeny tidak ada partikel yang masih seperti granul dan
harus sampai terbuat mucilago.
- Volume zat dan pelarut
yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh berlebihan,
karena volume yang diperhitungkan sudah mendekati volume sediaan akhir.
- Aquadest yang ditambahkan
sebagai pelarut ditambahkan dengan pengukuran yang cermat
VIII. Evaluasi
Sediaan
- Penentuan Organoleptis
a.
Warna larutan diamati baik,tidak berubah warna
b.
Keberadaan partikel dalam larutan diamati baik akan
tetapi dua fase emulsi ini terjadi
pemisahan yang tidak bias kembali lagi.
c.
Bau larutan yang dicium agak amis seperti zat
aktifnya
2.
Pembahasan
Cara pembuatan emulsi sesuai prosedur yang
tertera diatas begitupun dengan penimbangannya dan dilakukan secara
cermat dan teliti, dalam proses pembuatan emulgator dilakukan dengan kecepatan
menggerus yang optimal agar terbentuk mucilage yang baik,adapun pembuatan
emulsi ini dilakukan secara basah sehingga setelah
pembuatan mucilago maka fase minyak yang sudah dicampur antioksidan ditambahkan
kedalamnya,lalu penambahan antimikroba,pemanis dan pelarut semuanya dicampur
dengan cara digerus hingga homogeny.
Adapun hasil sediaan setelah setelah beberapa
hari dilihat kembali,sediaan berubah fase yang tidak bias kembali lagi disebut
breaking.ini dipengaruhi karena cara pembuatan yang mungkin kurang optimal,
alat alat yang digunakan dan mungkin pemakaian emulgator yang terlalu banyak.
IX. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi
IV,dan III Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press.
Howard C Ansel Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi
keempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar